Pekanbaru

Riau Perlu Remitigasi untuk Menekan Penyebaran Covid-19 | Riau Terdepan


TERDEPAN.id, PEKANBARU – Tercatat 102 dokter yang meninggal karena Covid-19. Sementara jumlah dokter gigi yang meninggal menjadi 9 orang dan perawat sedikitnya 68 orang. Terhitung sejak akhir Agustus jumlah pasien positif di Indonesia berjumlah 177.960 jiwa, untuk Provinsi Riau jumlah pasien positif 1.924 jiwa.

“Angka ini menunjukkan pasca perubahan perilaku atau new normal terjadi penambahan kasus dan korban yang meninggal akibat Covid-19. Ini sangat mengkhawatirkan,” ujar Ahlul Fadli, Koordinator Riau Melawan Covid 19, Selasa (2/9).

Faktor beban kerja para medis merupakan salah satu risiko penularan, itu terjadi karena tidak semua rumah sakit memiliki infrastruktur yang standar.

“Tidak semua rumah sakit, khususnya di Provinsi Riau memiliki ruangan bertekanan negatif. Padahal tanpa itu, risiko penularan virus yang sudah airborne tetap tinggi sekalipun memakai APD lengkap,” sebut dia.

Penyebaran wabah Covid-19 di masyarakat saat ini semakin tinggi dengan rasio kasus positif yang meningkat. Beberapa rumah sakit rujukan di Riau kewalahan dan tak mampu lagi menampung pasien rujukan Covid-19 yang datang dari berbagai daerah di Riau. Seperti RS Arifin Achmad, Eka Hospital dan Awal Bros.

Peningkatan jumlah kasus di Provinsi Riau, sejak 26 hingga 30 Agustus 2020, dengan total 420 pasien positif. Ahlul Fadli meminta pemerintah untuk menerapkan pembatasan sosial berskala komunitas agar bisa menekan laju penularan virus.

“Kenaikan kasus kematian baru akan membuat orang tinggal di rumah tetapi hanya untuk waktu yang pendek. Setelah itu orang kembali keluar rumah,” lanjut Ahlul.

Provinsi Riau perlu remitigasi atau pengurangan resiko dengan cara meningkatkan tes swab perpopulasi tiap kabupaten dan kota 2000 sampel sehari, pembagian masker berkala, memperketat protokol kesehatan oleh satgas covid terutama di ruang publik dan meningkatkan jual beli pasar lokal.

“Menunggu vaksin selesai uji klinis, protokol kesehatan harus tetap dijalankan. Artinya ekonomi harus beroperasi di bawah 100. persen. Dengan kondisi ini, maka pemulihan ekonomi pada quartal ketiga masih terjadi perlambatan,” tutur Ahlul Fadli.

Pemerintah harus tegas untuk pembatasan sosial diperketat dan kegiatan keramaian dikurangi.

“Pemerintah perlu meningkatkan protokol kesehatan dan memantau aktifitas di ruang publik. Masyarakat diharapkan taat mematuhi protokol kesehatan,” pungkas dia.(rls)

Penulis : Dodi Ferdian





Source link

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

portal berita yang lahir dari semangat pentingnya ketersebaran informasi hingga ke pelosok nusantara.

Copyright © 2020 TERDEPAN.ID

Ke Atas